Khairul Mahalli: Kebijakan Donald Trump Memang Menarik Untuk Lindungi Ekonomi Domestik

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM -  Kebijakan Donald.Trumph  memang menarik, karena untuk melindungi ekonomi domestik dan membayar utang yang jatuh tempo tidak akan membayar bunga  di atas 4 %.

Kebijakan sepihak USA dengan menerap import taxes sepihak, harusnya melalui kesepakatan WTO yang mengatur GATT  menyebabkan para negara eksportir ke USA melakukan tindakan *resiprocal*  dengan cara "jual saham" berakibat harga saham jatuh --- "currencies" terdeprisiasi pula.

"Maklum USA is first memposisikan diri sebagai leader market," ujar Ketua Umum GPEI Khairul Mahalli saat berbincang dengan media ini, Selasa 8/4 2025 seputar kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan tarif impor 34 % bagi negara mitra dagangnya dan Indonesia 32 %.

Secara internal langkah Trump menurut Mahalli adalah langkah cerdas  melindungi perekonomian domestik dengan cara  mengurangi peranan "secondary market".

"Hal ini dimaksudkan menuju peningkatan obligasi yang berjangka panjang untuk menggairahkan sektor real ekonomi, terutama pembangunan pertumbuhan ekonomi yang relatif memerlukan waktu (long term). Dengan harapan global investor mau berinvestasi di USA," kata Mahalli yang juga Ketum Kadin Sumatera Utara ini kepada mediaselektif.com Selasa (8/4/2025).

Alasannya Pembangunan Ekonomi  USA  dalam bidang infra, supra, dan brain structure relatif stabil. Hingga kebijakan antara pertumbuhan dan pembangunan ekonomi saling mendukung. 

Lantas bagaimana pengaruh  dengan perekonomian Indonesia ? Mahalli menyebutkan secara substansi harga "output product" akan lebih menyakitkan karena  penurunan harga dan  margin lebih sempit.

Penyebabnya bukan pengaruh langsung tetapi pengaruh dari "makelar"  negara ketiga yang memperdagangkan dengan USA sudah mempunyai kesepakatan.  Misalnya menurut Mahalli diatur dalam statuta CEPA (Comprehensive Economy Partnership Agreement). Indonesia belum ada kesepakatan itu, hingga berbisnis dengan negara tertentu yang sudah  punya kesepakatan.

Presiden Indonesia  Prabowo Subianto bertarget pertumbuhan ekonomi > 8 %/annum. Sayangnya belum mendapat dukungan pembangunan ekonomi yang saling bersinergi dengan pertumbuhan ekonomi.

"Presiden sedang merencanakan pembangunan ekonomi hilirisasi yang berpusat di pulau Sumatera demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi negeri ini," pungkas Mahalli yang juga Ketua Umum Asosiasi Depo Logistik Indonesia ini.(Tiar/MSC)

Share:


Komentar

Berita Terkini