Cerita Si Kutu Buku Afiyah Febriyanti, Tak Menyangka Lulus SNBP di ITB

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Ada kisah haru dan membanggakan dari Afiyah Febriyanti, Siswi MAN 2 Padangsidimpuan yang duduk di kelas XII MIPA 1 boarding. 

Anak kedua dari pasangan Atas Harahap dan Tiurma Adelina Dalimunthe ini berhasil meraih prestasi gemilang karena mampu bersaing dan dinyatakan lulus di FMIPA ITB pada Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. 

Siswa yang dikenal kutu buku dan penyuka rumus-rumus matematika oleh kawan-kawannya ini tergolong cerdas dan tekun dalam menggapai mimpi. Di sela-sela wawancara pada Jum’at (28/03/2025), Afiyah memaparkan betapa sangat terharu, bangga dan menangis melihat pengumuman SNBP dan dinyatakan lulus di FMIPA ITB. 

“Saya sama sekali tidak menyangka bakal lulus di ITB karena dari awal sudah merasa persaingannya sangat ketat dan sangat sulit karena menjadi salah satu kampus impian pelajar se-Indonesia,” papar Afiyah.

Sejak duduk di kelas sepuluh Madrasah Aliyah, Afiyah memiliki cita-cita untuk menjadi seorang profesional dalam bidang analis data.

“Saya punya mimpi menjadi analis data karena saya merasa terinspirasi dari beberapa film ilmiah. Untuk mewujudkan cita-cita ini, saya harus bekerja keras untuk mewujudkannya. Sejak duduk di kelas sepuluh, saya sudah aktif di dalam kegiatan ekstrakulikuler olimpiade matematika di MAN 2 Padangsidimpuan,” ucapnya.

Afiyah bekerja keras belajar dasar olimpiade matematika bersama guru-guru hebat di madrasah tercinta. Siang malam, ia terus-menerus berlatih menyelesaikan soal-soal rumit dan menantang di sekolah dan di asrama bersama rekan-rekan kelas boarding. 

Alhamdulillah, perjuangannya baru berbuah manis saat saya duduk di kelas sebelas. 

“Dari semua kegagalan di kelas sepuluh, saya berhasil meraih medali perunggu pertama dalam salah satu lomba di olimpiade matematika. Alhamdulillah, prestasi olimpiade dan bidang lainnya terus berlanjut dan bertambah seiring waktu berjalan di kelas dua belas hingga semester akhir. 

Puncaknya, saat saya dinyatakan lolos di Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Kabupaten/Kota dan lanjut ke OSN tingkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2024,”ungkap penyuka film ilmiah dan musik ini.

Pada kurun waktu 2024 dan 2025, Afiyah bersama tim riset madrasah berhasil meraih 2 medali perak pada even yang berbeda dalam ajang Lomba Karya TuIis Ilmiah (LKTI) tingkat internasional. Lomba pertama diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) bekerjasama dengan IPB dan even kedua World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) yang diikuti oleh 16 negara dengan total 549 peserta. 

Kedua even besar ini terkurasi oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemdikbud Republik Indonesia. 

Siswa yang mengidolakan Marie Curie, perempuan pertama peraih Nobel bidang Fisika dan Kimia (1903 dan 1911) ini berharap ke depan akan semakin banyak siswa madrasah yang mampu bersaing di tingkat nasional dan global sebagai wujud pendidikan yang berhasil dalam segala aspek dan bidang kehidupan.

“Alhamdulillah, keberhasilan dalam perjuangan saya ini tidak lepas dan dibarengi oleh doa kedua orangtua. Motivasi dan dukungan yang diberikan oleh madrasah tempat saya menimba ilmu. 

Saya bertemu banyak guru dengan dedikasi mengajar yang tinggi dan membuat saya dapat bertahan dan betah sampai saya duduk di kelas dua belas dan berhasil lulus SNBP 2025 di Intitut Teknologi Bandung,” ungkapnya.

Peraih juara 1 di sekolah lima kali berturut-turut ini menceritakan, Asrama terpadu yang disediakan oleh pemerintah menjadi saksi betapa kiprah Kementerian Agama Republik Indonesia sangat intens dalam memajukan pendidikan Indonesia. 

“Orang tua saya, selalu mendukung dan mendoakan,  juga selalu mengingatkan saya agar tidak sombong atas pencapaian yang saya peroleh sehingga saya bisa mendapatkan kursi di universitas impian saya,” pungkasnya.(Rel/MSC)

Share:


Komentar

Berita Terkini