MEDIASELEKTIF.COM - Konflik di Yayasan Perguruan Darma Agung sebagai wadah yang menaungi Universitas Darma Agung (UDA) dan Institute Saint dan Teknologi TD Pardede yang terjadi belakangan ini sempat membuat mahasiswa sempat merasa khawatir dengan nasib mereka terkhusus mengenai keabsahan ijazah yang bakal mereka terima.
Sebab dengan berbagai informasi sebelumnya yang mereka terima dari kasus perselisihan yayasan hingga keabsahan dari ijazah di beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang pernah terjadi di Medan membuat mereka takut nantinya mengalami nasib seperti mahasiswa dari kampus swasta lainnya yang pernah berkonflik.
6 Mahasiswa yang berhasil temui saat mendatangi kampus Darma Agung di Jalan DR TD Pardede Nomor 21 Medan, Rabu (19/3/2025) pun mengaku merasa khawatir dan takut dengan konflik yayasan milik keluarga TD Pardede itu.
Yuni Rani Girsang satu dari mahasiswa yang sempat merasa khawatir dan takut dengan dampak yang bakal ditimbulkan dari terjadinya konflik internal di Yayasan Perguruan Darma Agung.
Mahasiswa semester 8 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) itu mengaku mengetahui adanya masalah yang terjadi di kampusnya setelah mendapat adanya kabar dari mahasiswa lainnya yang sempat tidak diperbolehkan masuk oleh oknum yang diketahuinya merupakan orang-orang dari pengurus yayasan baru untuk menggantikan Ketua Yayasan lama di kampus pada 7 Maret 2025 lalu.
Informasi itu katanya menyebutkan bahwa terjadi pasca adanya dualisme terkait pergantian Ketua Yayasan.
Dia pun mengaku langsung mempertanyakan ke pihak Dekan FKIP.
"Dalam kesempatan itu, Dekan pun meyakinkan kepada kami bahwa mahasiswa untuk tidak khawatir dengan kondisi tersebut dan meminta kepada mahasiswa untuk bisa melaksanakan perkuliahan seperti biasa. Karena memang kan baru semalam Senin (17/3/2025) kami baru masuk lagi. Makanya saya datang ke kampus ini bang," ujarnya.
Senada Kanofa Halawa mahasiswa dari Fakultas Pertanian, Fidelis Sinar Zalukhu (Fakultas Hukum), Faeri Berkat Waruwu (FISPRA), Meliyusu Harefa (FEB) dan Olivia Angreani Purba (Fakultas Teknik) juga mengaku merasa bingung dan ketakutan akan keabsahan ijazah setelah lulus.
Olivia Angreani Purba bahkan telah berdiskusi dengan orang tuanya terkait nasibnya sebagai mahasiswa di Darma Agung ke depan.
"Jujur, orang tua saya juga sempat takut dengan nasib ijazah saya nantinya setelah lulus," akunya.
Namun, kata mereka serentak bahwa dengan adanya surat yang diketahui mereka dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I yang memberikan perlindungan hukum terhadap kegiatan akademik di UDA serta berbagai informasi yang dikeluarkan oleh Dekan masing-masing Fakultas dan Rektorat yang menjamin kegiatan akademik berjalan seperti biasa.
Membuat mereka pun optimis bahwa UDA akan baik-baik saja dan tidak akan mempengaruhi kegiatan akademik sehingga lulusan kampus tersebut akan mendapatkan keabsahan ijazah dan bisa diterima di dunia kerja.
"Kami merasa yakin dan optimis kampus kami akan baik-baik saja," pungkas mereka.
Sementara Wakil Rektor I UDA Dr. Ir. Lilis S Gultom MM, MMA didampingi Wakil Rektor III Zulkarnain Nasution SPd MKes, menyebutkan bahwa adanya surat yang diterbitkan LLDikti Wilayah I dengan No. 1001/LLI/KL.01.01/2025 dan surat LLDikti 1002/LLI/FKL.01.01/2025 pada 15 Februari 2025 akan menjadi acuan bagi pihak Rektorat untuk melaksanakan kegiatan akademik seperti biasa sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Untuk itu, katanya guna memberikan laporan terhadap berjalannya kegiatan akademik pihaknya telah berkomunikasi dengan tim monitoring dan evaluasi LLDikti Wilayah I.
"Dan kami memastikan kepada mahasiswa untuk tidak khawatir dan memikirkan tentang masalah di internal yayasan. Terpenting adalah kegiatan akademik saat ini akan tetap berjalan normal dan sesuai Tri Dharma pendidikan," pungkasnya.(Moe/MSC)