Fajirah Hasana Habeahan, Sosok Anak Desa Berprestasi Lulus di UI

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Fajirah Hasana Habeahan berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu peserta Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 pertama yang lolos ke Universitas Indonesia. Fajirah Hasana Habeahan adalah alumnus MAN Humbahas yang diterima di prodi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Indonesia (UI).

Fajirah mengaku sangat senang dapat mewujudkan impiannya menjadi Ksatria Universitas Indonesia, terutama di program studi favoritnya.

Perempuan asal Desa Matiti kecamatan Dolok Sanggul itu pun tak menyangka bisa diterima di perguruan tinggi negeri apalagi salah satu Universitas Unggulan di indonesia. Rasa syukur dan bangga memenuhi hatinya atas pencapaian tersebut.

“Ini adalah suatu kebahagiaan dan kebanggaan terbesar bagi diri, keluarga, dan sekolah saya. Jujur, saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa diterima di PTN melalui SNBP di Universitas Indonesia,” ungkapnya kepada Humas, Kamis (27/3/2025). 

Pilihan Fajirah Hasana Habeahan untuk mengambil Jurusan Pendidikan Dokter Gigi bukan tanpa alasan. Sejak kecil, ia sudah tertarik pada dunia kesehatan dan bercita-cita berkontribusi dalam bidang kesehatan.

“Saya memilih Program Studi Pendidikan Dokter Gigi karena sejak kecil, saya sangat tertarik dengan bidang kesehatan. Pendidikan Dokter Gigi adalah bidang yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, sehingga saya merasa program studi ini adalah pilihan yang tepat," ungkap dia.

Tidak hanya cerdas, Fajirah juga dikenal sebagai sosok yang giat belajar. Ia mengikuti program akselerasi baik di tingkat MTS maupun MA, bahkan pernah mendapat juara ke III KSM bidang study Kimia Tingkat Provinsi Sumatera Utara. Menurutnya, kunci keberhasilan tersebut adalah semangat belajar tinggi dan strategi belajar yang efektif dan hormat kepada guru apalagi kepada orang tua.

Meski begitu, ia menyadari bahwa tantangan terbesar yang harus dihadapinya adalah perbedaan pendidikan di desa dengan kota.Namun, Fajirah tidak memandang hal tersebut sebagai hambatan, melainkan sebagai peluang untuk belajar dari teman-teman yang lebih paham tentang perbedaan itu.

“Tantangan terbesarnya mungkin perbedaan pembelajaran di desa dengan kota dengan teman-teman di kampus. Mereka pada umumnya sudah lebih matang dalam berpikir dan memiliki pengalaman sosial yang lebih banyak. Namun, saya melihat ini sebagai kesempatan untuk belajar dari mereka. Saya berusaha membangun komunikasi yang baik dan aktif mengikuti kegiatan kampus agar lebih mudah berbaur,” jelasnya.

Di balik kesuksesan Fajirah, ada dukungan penuh dari kedua orangtuanya yang selalu memberikan motivasi dan fasilitas belajar. Ia juga merasa beruntung memiliki lingkungan yang mendukungnya untuk terus berprestasi.(Rel/MSC)

Share:


Komentar

Berita Terkini