MEDIASELEKTIF.COM - Yassir Arafat Nasution, seorang guru honorer di MIN Toba Samosir, akhirnya berhasil meraih mimpinya menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pria kelahiran 6 Februari 1983 yang kini berusia 41 tahun ini harus melewati perjalanan panjang dan penuh tantangan. Setelah gagal dua kali dalam seleksi CPNS dan dua kali dalam seleksi PPPK, pada percobaan kelima ia akhirnya berhasil lulus.
Yassir dikenal sebagai sosok guru yang tegas dan sangat disiplin. Meski begitu, Ia juga pribadi yang ramah, periang, dan mudah bergaul. Di kalangan rekan-rekan guru, Yassir selalu dikenal sebagai teman yang baik dan humoris.
Di luar pekerjaannya sebagai guru, Yassir memiliki hobi bermain voli. Ia juga aktif melatih kelompok nasyid para ibu di masjid di kecamatan Balige menjelang perayaan Hari Besar Islam.
Setiap hari, Yassir menempuh perjalanan sejauh 25 km dari rumahnya di kecamatan Balige menuju sekolah menggunakan sepeda motor. Ia berangkat pukul 06.15 WIB, memastikan dirinya tiba lebih awal dari jadwal. Dedikasinya luar biasa, bahkan tak jarang ia datang paling awal dan pulang paling akhir. Sikapnya ini menjadi inspirasi bagi banyak rekan guru lainnya.
Karier mengajarnya dimulai pada usia 31 tahun. Meskipun hanya menerima gaji yang pas-pasan sebagai guru honorer, Yassir tetap bertahan. Ia bersama istrinya juga mengelola bengkel peninggalan mertuanya untuk menambah penghasilan. Meski menghadapi tantangan finansial, ia tidak pernah kehilangan semangat untuk mengajar.
Bagi Yassir, mengajar adalah bagian dari hidupnya. Ia merasa bahagia melihat siswa-siswinya belajar dan berkembang. Salah satu pengalaman tak terlupakan adalah ketika ia menjadi wali kelas 1. Ia dituntut untuk sabar menghadapi karakter siswa yang masih sangat muda dan sering merasa bosan. Ia bahkan menciptakan berbagai inovasi pembelajaran agar siswa tetap tertarik dan semangat belajar.
Sebagai wali kelas, Yassir menghadapi berbagai tantangan, terutama dengan siswa yang belum pernah masuk TK.
Beberapa anak bahkan belum tahu cara ke kamar mandi, sehingga Yassir sering membantu membersihkan mereka. Ia menjalani semua itu dengan ikhlas karena baginya pendidikan adalah ladang pengabdian.
Kehadirannya di sekolah hampir tak pernah terputus. Selama 10 tahun mengabdi, Yassir jarang sekali absen. Hal ini mencerminkan dedikasi dan komitmennya yang luar biasa terhadap dunia pendidikan. Pengabdian panjangnya kini terbayar dengan diterimanya ia sebagai PPPK di bawah naungan Kementerian Agama.
Keberhasilan Yassir bukanlah perjalanan yang mudah. Setelah berbagai kegagalan, Ia terus mencoba dan belajar dari kesalahan.
Pada percobaan kelimanya, Ia akhirnya berhasil lulus seleksi PPPK. Kabar kelulusannya disambut dengan penuh suka cita oleh keluarga, rekan kerja, dan para siswanya.
Kini, dengan status baru sebagai PPPK, Yassir bertekad untuk terus memberikan yang terbaik bagi siswa-siswinya. Ia ingin menciptakan generasi muda yang cerdas dan berkarakter. Menurutnya, status PPPK adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Yassir juga terus aktif di lingkungan masyarakat.
Selain mengajar, ia tetap melanjutkan hobinya bermain voli dan melatih kelompok nasyid. Bagi Yassir, keseimbangan antara tugas sebagai guru dan kontribusi kepada masyarakat adalah hal penting.
Ia berharap kisah hidupnya dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru honorer lainnya.
Yassir percaya bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan doa, setiap orang dapat meraih impiannya. Ia mengingatkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan.
Kisah Yassir Arafat Nasution menjadi bukti bahwa pengabdian, semangat, dan dedikasi yang tulus tidak akan pernah sia-sia. Sosoknya adalah inspirasi bagi dunia pendidikan, terutama bagi mereka yang masih berjuang sebagai guru honorer.
Dengan pengabdian dan ketulusannya, Yassir telah memberikan warna baru dalam perjalanan pendidikan di Toba Samosir.
Sebagai PPPK, Yassir kini memiliki semangat baru untuk terus mencerdaskan anak bangsa. Baginya, pendidikan adalah kunci untuk membuka masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan tekadnya, ia siap menjalankan amanah barunya demi kemajuan dunia pendidikan.(Rel/MSC)