MEDIASELEKTIF.COM - Konsorsium Pendidikan Vokasi Sumut terdiri dari empat perguruan tinggi yakni Politeknik Negeri Medan (Polmed), Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, USU dan AMIK Polibisnis mengadakan Bootcamp Media Program Fasilitasi Kemitraan 2024 di Hotel Grand Mutiara, Berastagi, Sabtu (28/9/2024).
Kegiatan tersebut dibuka oleh Direktur Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia Dr Ir Jenny Elisabeth, mewakili Direktur Politeknik Negeri Medan Dr Idham Kamil ST MT, dalam sambutannya, Jenny mengatakan pihaknya bersama Polmed, USU dan AMIK Polibisnis ditugaskan Kemendikbud Ristek untuk merencanakan dan mengatur strategi dalam membuat kegiatan menguatkan pendidikan vokasi yang ada di Sumatera Utara.
Di mana diketahui bahwa pendidikan vokasi ini belum begitu terkenal di Sumut. "Saya sendiri dari industri latar belakangnya. Saya terjun di dunia pendidikan baru lima tahun dan kemudian diminta untuk mengelola sebuah politeknik yang bagi saya dari aspek bisnis menjual politeknik ternyata susah, karena masyarakat mindsetnya masih menginginkan anaknya kuliah di universitas, bukan di perguruan tinggi vokasi," katanya.
Padahal, lanjutnya meriver ke negara-negara maju justru SDM-nya itu 'digembleng' di didikan vokasi karena ketekhnikan atau technical skill adanya di pendidikan vokasi. "Kita berterima kasih kepada pemerintah, karena lima tahun terakhir pendidikan vokasi mendapat perhatian, sehingga Wilmar Bisnis Indonesia bersama Polmed Medan saat ini memikirkan bagaimana ekonomi di Sumut bisa dikuatkan dan dikembangkan melalui pendidikan vokasi," tandasnya.
Dia juga menyampaikan, terima kasih kepada para media yang berkenan hadir. Karena kami membutuhkan para media tentang program vokasi penguatan potensi daerah Sumut melalui pendidikan vokasi ini. "Kami perlu corong media mengingatkan anak-anak muda, bahwa pendidikan vokasi sudah bukan lagi pendidikan kelas dua. Jadi kami membutuhkan berita-berita baik tentang pendidikan vokasi," sebutnya.
Ketua Konsorsium Vokasi Sumatera Utara Dr Surya Dharma menjelaskan, bahwa program ini sudah diawali beberapa tahun lalu. Pendidikan vokasi lebih mengutamakan skill dan kompetensi/keahlian. Metode pembelajarannya 60 persen praktik dan 40 persen teori. Dan sekarang ini adalah program ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah. "Kegiatan ini terus berlanjut dari tahun ke tahun," katanya.
Tapi menurutnya, kalau dilihat flashback dari belakang, kegiatan ini sudah diinisiasi dari tahun 2020 dari kegiatan yang namanya menara vokasi. "Waktu itu kita baru dibentuk Dirjen Vokasi, sehingga Dirjen Vokasi mempunyai banyak kali program salah satunya adalah Mitras DUDI," terangnya.
Mitras DUDI ini, katanya menyelenggarakan beberapa event yang tujuannya adalah untuk menjamin dan mempererat hubungan antara industri dengan perguruan tinggi.
Dia menerangkan, di tahun 2020 kegiatan namanya Menara Vokasi. Kegiatan ini ada beberapa tempat di Batam, Papua Barat, Manado, Lombok, dan Balikpapan. Dalam kegiatan itu hasilnya terjalin 179 kemitraan antara pendidikan vokasi dengan industri.
Kemudian tahun 2021 naik kegiatannya bernama Akselator Kemitraan Daerah. Tujuannya sama untuk terus menjalin hubungan yang baik dengan industri. Tahun 2022, Mitras DUDI juga terus menggiatkan kegiatan ini sampai dengan tahun 2023 muncullah Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV). Yang dipusat adalah TKDN skala Nasional.
"Untuk TKDV, induknya di pemerintah daerah. Kalau kita di bawah gubernur. TKDV lahir tahun 2023. Ada beberapa perguruan tinggi yang terlibat khususnya vokasi dan pejabat daerah seperti dinas tenaga kerja, pendidikan dan lainnya," terang Surya.
Selain itu juga ada namanya Ekosistem Kemitraan. Ekosistem Kemitraan lahir di tahun 2023 yang tujuannya adalah menghasilkan beberapa kebijakan yang kita tuangkan seperti perencanaan tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian di Sumut.
Lalu dunia usaha dan industri, komunitas dan masyarakat serta media massa. Media massa dilibatkan karena tanpa pemberitaan sulit menerobos ke masyarakat. "Kita perlu pemberitaan dari media massa, agar gaung vokasi sampai ke masyarakat," tandasnya.
Acara yang dipandu Dewi Komalasari juga menghadirkan narasumber Qaris Tajudin seorang Jurnalis dan Direktur Tempo Institute. Dia memaparkan tentang Bagaimana Memberitakan Pendidikan Vokasi.
Dia mengungkapkan, banyak cara atau angel diambil untuk memberitakan vokasi. Karena vokasi baru dikenal, bahkan belum terlalu dikenal masyarakat, sehingga sisi-sisi potensial untuk diangkat banyak sekali antara lain rencana kegiatan-kegiatannya.
Kemudian tentang keberhasilan-keberhasilan atau kisah-kisah inspiratif yang ada di vokasi. Kisah-kisah inspiratif ini mulai dari teman-teman di vokasi itu banyak sekali membuat penelitian dan inovasi yang sebetulnya sederhana, tapi sangat berguna bagi masyarakat.
Hal lain yang perlu diangkat juga inovasi lulusan dan bagaimana pendidikan vokasi itu mengisi kekosongan pekerja. Karena selama ini lembaga pendidikan yang lain banyak menghasilkan pemikir, bukan pekerja. Vokasi adalah salah satunya.
Dalam kegiatan itu pesertanya berasal dari jurnalis dari Kota Medan. Kegiatan ditutup oleh Pembimbing Konsorsium Vokasi Sumatera Utara, Ing Heru Pranoto ST. (Ir/MSC)