Protes Parkir Berlangganan, Puluhan Jukir Aksi Demo di DPRD Medan

Editor: mediaselektif.com author photo

MEDIASELEKTIF.COM - Puluhan juru parkir (jukir) di Medan melakukan aksi demo dengan menggelar spanduk panjang  diantaranya bertuliskan "parkir berlangganan tidak sesuai dengan Perda" di Kantor DPRD Medan, Senin (29/7/2024).

Para jukir yang sebagian membawa keluarganya itu, mengecam kebijakan parkir berlangganan Pemko Medan melalui Dishub Medan yang  diberlakukan mulai 1 Juli 2024.

Dalam orasinya, para jukir mengaku merasa dirugikan dan merasa diabaikan dengan kebijakan parkir berlangganan itu. 

"Biasanya kami sebelumnya bisa membawa uang Rp 50 ribu ke rumah saat sistem manual masih diberlakukan.Tetapi dengan kebijakan baru parkir berlangganan ini, kami tidak ada pemasukan lagi dan terancam menjadi pengangguran," jelas jukir bermarga Lubis. 

Lubis juga mengaku kesal dengan petugas Dishub Medan bermarga Simamora yang memasukkan keluarganya menjadi kordinator parkir di dekat sekolah Methodist. Sementara yang lama tidak difungsikan, eh malah mengambil kesempatan memasukkan keluarganya. 

Sementara para jukir yang lain  juga mengaku, merasa ketakutan jika melakukan kutipan di lapangan karena Polisi sewaktu-waktu turun dan melakukan penangkapan. 

"Kami minta, Wali Kota Medan membatalkan program parkir berlangganan ini dan minta DPRD Medan untuk melakukan sidang Paripurna agar program ini tidak dilanjutkan lagi," teriak peserta aksi.

Paul Mei Anton Simanjuntak dari Komisi IV PDIP saat menerima pendemo mengatakan, akan memperjuangkan aspirasi pendemo dan segera memanggil pihak Pemko dan Dishub Medan terkait parkir berlangganan itu. 

"Wali Kota nanti kita minta menunda program parkir berlangganan ini dan Polisi juga jangan main tangkap terhadap para jukir. Kalau ada diantara kalian yang ditangkap lapor kepada kami dan kami akan bebaskan," tegas Paul yang mendapat aplaus dari para pendemo. 

Paul juga  minta program parkir berlangganan ini dikaji ulang. Kepada para pendemo diminta berkepala dingin menghadapi masalah ini. Pasalnya, kalau kebijakan ini tetap dijalankan para jukir menjadi pengangguran dan kejahatan akan semakin meningkat. 

"Kita juga merasa heran dengan pelarangan warga luar kota yang akan parkir di Medan. Seandainya kita juga yang di luar kota seperti Siantar dan daerah lainnya, dilarang parkirkan menjadi rumit juga, sebut," Paul. 

Sementara Rudiyanto Simangunsong dari Komisi I DPRD Medan anggota fraksi PKS saat menerima pendemo menyebutkan, merasa prihatin dengan nasib para jukir dan terancam tidak bekerja lagi setelah adanya kebijakan parkir berlangganan tersebut. 

Sebaiknya, jelas Rudiyanto lagi  anggaran Pemko Medan untuk penggajian sekitar Rp 2,5 juta perbulan itu, diberikan kepada setiap para jukir sehingga tetap bekerja dan dapat menafkahi keluarganya.  

Menyingung adanya keluhannya jukir yang menjual stiker dan gajinya dipotong, akan ditelusuri.

Setelah mendapat jawaban dari kedua anggota DPRD Medan itu, masa pendemo bubar dengan tertib dan akan melakukan aksi dengan masa yang lebih besar jika aspirasi nya tidak tersalurkan.(Moe/MSC)

Share:
Komentar

Berita Terkini