BATAM – Siapapun yang sudah menginjakkan kakinya di Kota Batam, maka Jembatan Barelang menjadi tujuan utama. Apa pasal ? jembatan yang dikenal sebagai jembatan Habibie tersebut adalah sekumpulan jembatan yang menghubungkan pulau-pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru di daerah Batam, provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Masyarakat setempat menyebutnya "Jembatan Barelang" dan menjadi Icon Kota Batam.
Icon Kota Batam tersebut yang membentang sepanjang 5,4 Km, telah banyak menyita perhatian baik turis lokal dan mancanegara yang mengunjunginya. Dan itu, dibuktikan oleh sejumlah 41 orang Humas dan wartawan yang berunit di Pemerintah Povinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) yang menyempatkan singgah, dalam rangka bagian dari pengayaan wawasan wartawan tahun 2019.
Diketahui, konstruksi jembatan ini sengaja dibuat sedemikian rupa dengan cable-stayed bridge yang terlihat unik. Pembangunan Jembatan Barelang diprakarsai oleh BJ Habibie dengan melibatkan ratusan insinyur Indonesia yang berlangsung selama 6 tahun (1992-1998). Oleh karena itu, ada juga yang menyebut jembatan ini dengan sebutan "Jembatan Habibie".
Selain mirip Golden Gate yang ada di San Fransisco, Califormia, Amerika Serikat, dalam ukuran mini, jembatan Barelang juga terlihat begitu menawan dengan latar belakang pemandangan laut yang berwarna biru dan pulau-pulau kecil di sekelilingnya. Jembatan yang terlihat paling megah dan besar diantara lima jembatan lainnya di Batam ini berada di Jalan Jembatan II, Kelurahan Tambesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Jadi, banyak hal yang didapat dari kunjungan Humas dan Wartawan ke BP Batam dan Pulau Bintan selama empat hari, meskipun melelahkan dan penuh tantangan, diantaranya mulai dari pengelolaan air bersih, pembuangan limbah industri dan masalah kepemilikan tanah di Pulau Batam, penataan Kota Batam, kultur masyarakat dan budayanya, serta beberapa objek wisata yang bisa mendatangkan devisa bagi Negara, adalah menjadi bagian dari program pengayaan wartawan saat itu.
Sebelumnya, pertemuan diantara rombongan Humas dan wartawan dari Unit Pemprovsu yang dipimpin Kepala Bagian Pelayanan Media Biro Humas Setda Propsu Harvina Zuhra dan Ketua Forum Wartawan Unit Pempropsu Khairul Muslim dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam diperdengarkan pemaparan tentang pengelolaan air dan limbah yang dilakukan BP Batam yang diwakili Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam yang diwakili Kepala Bidang Pengelolaan Waduk, Hadjad Widagdo serta Kepala Sub Direktorat Hubungan Masyarakat BP Batam, Yudi Haripurdaya.
Perjalanan rombongan berlanjut, ke Pulau Bintan, diantaranya mendatangi objek wisata gurun pasir yang konon katanya dahulu bekas penambangan pasir putih yang dikirim ke Singapura, untuk menjadikan pulau pasir putih disana, namun karena peraturan pemerintah setempat melarang pengorekan tersebut pun dihentikan.
Dari pengorekan tersebut dan akibat proses alam terbentuk lah Padang pasir yang hampir menyerupai Padang pasir yang ada di Timur Tengah, sehingga menarik perhatian turis lokal dan mancanegara untuk mengunjunginya.
Selesai mengunjungi gurun pasir di pulau Bintan, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Pantai Lagoi Bay yang konon katanya milik salah seorang konglomerat Salim Grup yang memiliki tanah seperti ga dari pulau Bintan, yang memiliki luas 900 Km2 ini, " ujar Handayani selaku pemandu yng diketahui berasal dari Sumatera Utara tepatnya dari Kota Binjai.
Di pulau Bintan inilah pusat pemerintahan Propinsi Kepulauan Riau ber ibukota yakni Kota Tanjung Pinang, namun Lagoi Bay berada di salah satu Kabupaten yang berada di Propinsi Kepulauan Riau yang memiliki luas lautan 95 persen, sedangkan luas daratannya hanya 5 persen saja, dari luas keseluruhan Propinsi Kepulauan Riau lebih dari 8201,72 km2.
Bintan, juga dikenal memiliki kolam renang terbesar di Asia Tenggara Treasure Bay dengan panjang 800 meter, dan menjadi obyek wisata terbesar dan menjadi perhatian wisatawan manca Negara, ditandai banyaknya wisatawan yang berada dilokasi itu.(Cok/MSC)
Icon Kota Batam tersebut yang membentang sepanjang 5,4 Km, telah banyak menyita perhatian baik turis lokal dan mancanegara yang mengunjunginya. Dan itu, dibuktikan oleh sejumlah 41 orang Humas dan wartawan yang berunit di Pemerintah Povinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) yang menyempatkan singgah, dalam rangka bagian dari pengayaan wawasan wartawan tahun 2019.
Diketahui, konstruksi jembatan ini sengaja dibuat sedemikian rupa dengan cable-stayed bridge yang terlihat unik. Pembangunan Jembatan Barelang diprakarsai oleh BJ Habibie dengan melibatkan ratusan insinyur Indonesia yang berlangsung selama 6 tahun (1992-1998). Oleh karena itu, ada juga yang menyebut jembatan ini dengan sebutan "Jembatan Habibie".
Selain mirip Golden Gate yang ada di San Fransisco, Califormia, Amerika Serikat, dalam ukuran mini, jembatan Barelang juga terlihat begitu menawan dengan latar belakang pemandangan laut yang berwarna biru dan pulau-pulau kecil di sekelilingnya. Jembatan yang terlihat paling megah dan besar diantara lima jembatan lainnya di Batam ini berada di Jalan Jembatan II, Kelurahan Tambesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Jadi, banyak hal yang didapat dari kunjungan Humas dan Wartawan ke BP Batam dan Pulau Bintan selama empat hari, meskipun melelahkan dan penuh tantangan, diantaranya mulai dari pengelolaan air bersih, pembuangan limbah industri dan masalah kepemilikan tanah di Pulau Batam, penataan Kota Batam, kultur masyarakat dan budayanya, serta beberapa objek wisata yang bisa mendatangkan devisa bagi Negara, adalah menjadi bagian dari program pengayaan wartawan saat itu.
Sebelumnya, pertemuan diantara rombongan Humas dan wartawan dari Unit Pemprovsu yang dipimpin Kepala Bagian Pelayanan Media Biro Humas Setda Propsu Harvina Zuhra dan Ketua Forum Wartawan Unit Pempropsu Khairul Muslim dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam diperdengarkan pemaparan tentang pengelolaan air dan limbah yang dilakukan BP Batam yang diwakili Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam yang diwakili Kepala Bidang Pengelolaan Waduk, Hadjad Widagdo serta Kepala Sub Direktorat Hubungan Masyarakat BP Batam, Yudi Haripurdaya.
Perjalanan rombongan berlanjut, ke Pulau Bintan, diantaranya mendatangi objek wisata gurun pasir yang konon katanya dahulu bekas penambangan pasir putih yang dikirim ke Singapura, untuk menjadikan pulau pasir putih disana, namun karena peraturan pemerintah setempat melarang pengorekan tersebut pun dihentikan.
Dari pengorekan tersebut dan akibat proses alam terbentuk lah Padang pasir yang hampir menyerupai Padang pasir yang ada di Timur Tengah, sehingga menarik perhatian turis lokal dan mancanegara untuk mengunjunginya.
Selesai mengunjungi gurun pasir di pulau Bintan, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Pantai Lagoi Bay yang konon katanya milik salah seorang konglomerat Salim Grup yang memiliki tanah seperti ga dari pulau Bintan, yang memiliki luas 900 Km2 ini, " ujar Handayani selaku pemandu yng diketahui berasal dari Sumatera Utara tepatnya dari Kota Binjai.
Di pulau Bintan inilah pusat pemerintahan Propinsi Kepulauan Riau ber ibukota yakni Kota Tanjung Pinang, namun Lagoi Bay berada di salah satu Kabupaten yang berada di Propinsi Kepulauan Riau yang memiliki luas lautan 95 persen, sedangkan luas daratannya hanya 5 persen saja, dari luas keseluruhan Propinsi Kepulauan Riau lebih dari 8201,72 km2.
Bintan, juga dikenal memiliki kolam renang terbesar di Asia Tenggara Treasure Bay dengan panjang 800 meter, dan menjadi obyek wisata terbesar dan menjadi perhatian wisatawan manca Negara, ditandai banyaknya wisatawan yang berada dilokasi itu.(Cok/MSC)