MEDIASELEKTIF.COM - Setelah sebelumnya dikunjungi mantan
personil Cherrybelle, Anisa Rahma bersama sang suami Anandito, hari ke-6
pameran Satu Abad Surat Kabar Sumatera Utara di Lobi Kantor Gubernur Sumut, pun
lebih terasa istimewa, Senin (11/2/2019), sebab ramai warga Padang Lawas yang
berkunjung.
Surat kabar Mandailing dan Orgaan Bataksche Studiefonds jadi
fokus utama karena banyak tulisan di dalamnya diisi oleh cendikiawan bersuku
Mandailing.
Kabupaten Padang Lawas sejatinya memang dikenal sebagai ‘Rumah’
dari suku bangsa Batak Angkola atau akrab dengan sebutan Mandailing. Suku
Mandailing ini tersebar di berbagai daerah, para pengambil inisiatif pun
menggunakan surat kabar sebagai salah satu alat komunikasi.
Pada masa itu, tahun 1922, mereka ingin menghimpun persatuan
Mandailing, sebagai pengikat orang-orang Mandailing yang berada di perantauan.
“Surat kabar ini juga punya peran ganda, selain alat untuk menumbuhkan jiwa
nasionalisme, juga sebagai alat untuk mengumpulkan orang Mandailing yang
tersebar di berbagai daerah, iklan-iklan pun didominasi perusahaan yang
pemiliknya bersuku Mandailing,” ucap Dr Phil Ichwan Azhari, Ketua Pusat Studi
Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
“Surat kabar Mandailing diorganisir oleh Serikat Mandailing,
yang di produksi di Medan, Abdullah Lubis salah satu tokoh penggagasnya,”
sambung Ichwan.
Sedikit berbeda, Orgaan Bataksche Studiefonds dicetak di
Kotanopan tahun 1922, yang merupakan buletin pertama dan tertua di Indonesia,
tak ubahnya sebuah harta karun dari kota kecil. “Terbit dua kali dalam sebulan,
yang menarik adalah para penggagasnya masih menggunakan istilah Batak pada
buletin yang terbit di Mandailing,” tambah ketua Rumah Sejarah Medan tersebut.
Kepala Bagian Hukum di Pemerintah Padang Lawas Agus Saleh Putra
Daulay juga memberi apresiasi pameran yang digelar sejak 6 Februari 2019 itu.
“Ini memberikan banyak informasi khususnya untuk masyarakat Sumatera Utara,
Pameran ini juga seolah memberitahu kita bahwa surat kabar itu bisa tetap hidup
dan mengikuti perkembangan zaman yang terus berubah. Sangat apresiasi dengan
apa yang dibuat oleh Humas Sumut dengan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu
Sosial Universitas Medan,” ucap Agus.
Hardi Nasution, salah seorang warga Padang Lawas melihat sisi
berbeda. ”Gubernur kita punya inisiatif buat acara seperti ini sangat bagus.
Buat anak-anak milenial, agar mereka tahu bahwa Surat Kabar Sumatera Utara
sudah berusia Satu Abad, jadi bisa tahu bagaimana perkembangan literasi,”
ujarnya. (cok/ms)